Bangun dulu, desain kemudian...

Umumnya kan desain dulu  baru bangun, namun terkadang logika  itu tidak dipakai beberapa orang. Ada beberapa asalannya. Mungkin si empunya sudah mempunyai  gambaran/imajinasi tersendiri tentang bangunan yang akan ia bangun, sehingga menggunakan jasa arsitek/desainer pun bukan opsi utamanya atau istilah jawanya "gambar mlaku". Atau ia sudah mendesain, namun desain ia kerjakan sendiri, ia cetak mungkin, yang kemudian ternyata ia tidak puas dengan desain yang ia buat sendiri.
Saya sendiri beberapa kali menangani desain dengan kasus demikian, sebagian bagian bangunan sudah berdiri, bahkan pernah ada 2 lantai, maka 1 lantai sudah berdiri.
Tidak masalah,... intinya mengkomunikasikan secara baik dengan klien. Apa ide dan visual klien yang semula diharapkan kemudian menyelaraskan dengan  layout ruangan, bentuk rumah dan struktur. Dan jika komunikasi timbal balik ini berjalan dengan baik dan kesepahaman dua belah pihak, maka  desain bisa secara utuh diaplikasikan, tanpa mengorbankan bagian bangunan yang sudah berdiri.

3 D Animasi "sore hari", 1 lantai menjadi 2 lantai, rumah existing 1 lantai T36,
 lokasi:  Setu Bekasi, Pemilik : Rizaldi, ST.